Breaking News
Ingin jangkau lebih banyak pelanggan? Pasang iklan sekarang! Hubungi kami di No. Telpon/SMS/WhatsApp di 0812 4346 0159. Kami siap membantu mempromosikan bisnis Anda dengan efektif!
Mabar Kriminal
Mabar Kriminal

Boalemo dan Secjangkir Kopi

Di tengah sebuah warung kecil yang temaram, aroma kopi hitam perlahan memenuhi udara. Uapnya menari di antara cahaya lampu bohlam yang redup, seperti rahasia yang ingin diceritakan, tapi memilih untuk tetap mengendap di dasar cangkir.

Payango.id | •

Boalemo – sebuah kabupaten di ujung selatan Provinsi Gorontalo bukan sekedar titik di peta. Ia adalah kisah panjang yang diseduh dari campuran sejarah, ambisi, dan perebutan pengaruh. Di sini, politik bukan sekedar bumbu, melainkan racikan utama yang pekat dan menempel di lidah kehidupan warganya.

Namun, kepahitan itu bukan hanya terasa di kursi – kursi rapat eksekutif, gedung legislatif, atau meja-meja yudikatif. Bahkan, media yang mestinya menjadi “Pilar Keempat” pun terkadang ikut larut dalam gelombang itu meneguk pahitnya kekuasaan, dan lupa rasanya menyajikan kebenaran yang murni.

Seperti secangkir kopi yang terlalu lama dibiarkan terbuka, politik di Boalemo perlahan menjadi pahit. Bukan pahit yang menenangkan lidah, tapi pahit yang menyisakan getir di hati. Dari pahit itulah lahir penyakit yang diam – diam menggerogoti : schadenfreude, adalah penyakit, rasa senang melihat orang lain terjatuh, rasa puas ketika orang lain terluka.

Di warung kopi itu, seorang lelaki memandang cangkirnya dengan mata redup. Ia berkata pelan, “Sobat… kopi itu pahit, tapi jika kita minum dengan hati yang tenang, pahitnya memberi pelajaran. Berbeda dengan hati yang penuh iri, pahitnya malah menghancurkan.”

Kalimat itu seperti menampar, namun juga menghangatkan. Boalemo, dalam secangkir kopi, seakan memberi pesan: pahit bukan untuk dibenci, tapi untuk diolah. Bahwa dalam politik, seperti dalam seduhan kopi, kejujuran dan kesabaran adalah gula yang tak selalu terlihat, tapi akan terasa jika dicampur dengan tulus.

Dan mungkin, di tengah hiruk-pikuk perebutan pengaruh, yang dibutuhkan Boalemo hanyalah seseorang yang mau menyeduh kembali “kopi” itu dengan takaran hati yang tepat agar setiap tegukan kembali memberi rasa yang membuat kita duduk bersama, bukan saling menjatuhkan.

Karena di meja yang sama, di bawah atap yang sama, kita semua sesungguhnya hanyalah penikmat kopi yang ingin pulang dengan hati hangat, bukan hati penuh luka.Euastas Kidd

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *