Payango.id | Boalemo – Malam di Ruang Sidang DPRD Boalemo terasa berbeda. Lampu-lampu terang berpadu dengan suasana serius namun penuh harapan. Pukul 19.30 WITA, Selasa malam itu, para wakil rakyat berkumpul dalam satu tujuan: membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) Tahun Anggaran 2025.(23/9)
Dipimpin langsung oleh Ketua DPRD, Hi. Karyawan Eka Putra Noho, S.Sos, dan didampingi Wakil Ketua I, Husain Etango, rapat paripurna berjalan khidmat. Dari pihak eksekutif hadir Wakil Bupati Boalemo, Lahmudin Hambali, yang duduk bersama jajaran pemerintah daerah. Kehadirannya seakan menegaskan bahwa malam itu bukan sekedar agenda rutin, melainkan sebuah momen keselarasan antara legislatif dan eksekutif.
Di hadapan para anggota dewan dan tamu undangan, rapat paripurna membahas empat agenda utama:
- Penyampaian laporan Badan Anggaran DPRD atas hasil pembahasan Rancangan APBD Perubahan 2025.
- Penyampaian pendapat akhir masing-masing fraksi.
- Penandatanganan Surat Keputusan DPRD dan Berita Acara Persetujuan bersama antara DPRD dan Kepala Daerah.
- Penyampaian pendapat akhir Kepala Daerah.
Empat tahapan ini adalah rangkaian yang tampak formal di atas kertas. Namun di balik itu, tersimpan makna besar: bagaimana memastikan setiap rupiah anggaran benar-benar menyentuh kehidupan masyarakat.
Ketua DPRD, Eka Putra Noho, dalam penyampaiannya menegaskan bahwa sidang ini adalah wujud komitmen DPRD bersama Pemerintah Daerah. “Kami ingin tata kelola keuangan daerah berjalan transparan, akuntabel, dan berpihak pada rakyat,” ucapnya dengan nada tegas namun hangat.
Sementara itu, Wakil Bupati Lahmudin Hambali menyampaikan bahwa pemerintah daerah menyambut baik proses ini. Bagi Lahmudin, duduk bersama DPRD bukan semata kewajiban, tetapi ikhtiar agar pembangunan Boalemo lebih adaptif terhadap kebutuhan riil masyarakat.
Boalemo melangkah untuk menyesuaikan arah pembangunan. Karena pembangunan sejati, seperti kata orang tua dulu, adalah ketika kebijakan hadir bukan dari meja-meja rapat semata, tapi dari denyut nadi kebutuhan rakyat.
Paripurna itu akhirnya ditutup dengan penandatanganan persetujuan bersama. Pulpen-pulpen menorehkan tinta di atas kertas, tapi yang tercatat bukan sekadar tanda tangan, melainkan komitmen: bahwa Boalemo harus tumbuh lebih baik di sisa tahun anggaran 2025.
Malam itu, ruang sidang DPRD Boalemo bukan hanya menjadi arena formalitas, tapi menjadi saksi kesepahaman. Kesepahaman bahwa legislatif dan eksekutif punya satu kepentingan: rakyat Boalemo. (Euastas Kidd-)


















