Payango.id Tilamuta – Pagi itu, langit di atas Tilamuta masih tampak kelabu. Udara lembab sisa hujan malam sebelumnya menyelimuti Jalan Trans Sulawesi, tepatnya di Desa Mohungo, Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo. Seperti biasa, warga mulai bergerak menjemput hari – termasuk Hartono Mopangga.
Pria berusia 45 tahun asal Desa Lahumbo itu memacu sepeda motor Yamaha NMAX hitamnya, nomor polisi DM 3315 CO, menuju Pasar Tilamuta untuk membuka lapak kecilnya. karena sosok Hartono dikenal sebagai pedagang rempah – rempah eceran dipasar Minggu Tilamuta, menjadi rutinitas harian yang biasa ia jalani. Tak ada yang menyangka, itu akan menjadi perjalanan terakhirnya.
Sekitar pukul 08.30 WITA, insiden memilukan itu terjadi. Di jalan yang masih licin, Hartono mencoba mendahului sebuah truk Isuzu bernomor DN 8411 KN yang dikemudikan oleh Pangile, pria 70 tahun dari Dusun Tinombala, Kabupaten Parigi Moutong. Namun nahas, ban sepeda motornya terpeleset. Ia hilang kendali dan terjatuh ke badan jalan.
Tak sempat disadari oleh sang sopir, tubuh Hartono yang terkapar justru terlindas oleh roda truk yang melaju pelan tapi pasti. Suara rem yang terlambat, jeritan yang tak terdengar — segalanya terjadi dalam hitungan detik. Di tempat itulah Hartono menghembuskan napas terakhirnya.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Boalemo, IPTU Ridwan Muhamad Faisal, saat diwawancarai sejumlah wartawan mengonfirmasi kejadian tersebut. “Korban meninggal dunia di tempat kejadian akibat luka parah yang diderita,” ujarnya singkat.
Tak berselang lama, petugas Satlantas Polres Boalemo tiba di lokasi. Mereka segera melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), mengamankan barang bukti, serta membawa jenazah Hartono ke Rumah Sakit Tani dan Nelayan Boalemo untuk keperluan visum.
Truk Isuzu dan sepeda motor korban kini telah diamankan di Mapolres Boalemo sebagai bagian dari penyelidikan lebih lanjut. Polisi juga masih mendalami penyebab pasti kecelakaan dan menginventarisir kerugian material yang ditimbulkan.
Hari itu, satu keluarga kehilangan sosok ayah, saudara, dan barangkali seorang sahabat yang tak pernah pamit. Jalan Trans Sulawesi kembali menjadi saksi bisu betapa tipisnya batas antara rutinitas dan tragedi.
Kecelakaan ini menjadi pengingat bagi kita semua: bahwa di balik setir dan kecepatan, ada nyawa yang bisa hilang dalam sekejap. Semoga Hartono Mopangga mendapat tempat terbaik di sisi-Nya, dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan.(*) Kidd
