Breaking News
Ingin jangkau lebih banyak pelanggan? Pasang iklan sekarang! Hubungi kami di No. Telpon/SMS/WhatsApp di 0812 4346 0159. Kami siap membantu mempromosikan bisnis Anda dengan efektif!
Mabar Kriminal
Mabar Kriminal

“Di Balik Kemilau Dengilo: Tragedi yang Ditorehkan Miras dan Parang”

Payango.id | Pohuwato, — Senin sore yang biasanya diwarnai riuh alat berat di pertambangan Dengilo, berubah menjadi panggung pilu pertumpahan darah. Dusun Ternate, Desa Popaya, diguncang oleh tragedi yang menyisakan luka dalam — bukan hanya di tubuh para korban, tapi juga di hati masyarakat yang mulai resah akan sisi gelap dari geliat tambang rakyat. 14 Juli 2025

Sekitar pukul 15.00 WITA, aroma minuman keras di salah satu warung dekat lokasi tambang berubah menjadi aroma ketegangan dan kekacauan. Satu nyawa nyaris melayang, dan dua lainnya tersungkur dalam amukan parang.

Dari informasi yang dihimpun tim Payango.id, insiden bermula dari perkelahian yang melibatkan seorang pemuda berinisial AM, warga Bone Pantai. Ia diduga diserang oleh tiga lelaki — RW, FW, dan RL — yang diketahui berasal dari Sulawesi Utara. Lokasinya: sebuah lapak penjual minuman keras, yang letaknya nyaris menempel dengan urat nadi tambang emas rakyat di dusun itu.

Kejadian berlangsung cepat. “Penusukan terjadi tiba-tiba. AM tersungkur bersimbah darah,” ungkap seorang warga yang menyaksikan dari kejauhan. Ia meminta identitasnya tidak ditulis demi alasan keamanan.

Tak berhenti di situ. Ketika kabar penusukan menyebar, warga bereaksi cepat. Keempat pelaku mencoba kabur dengan sepeda motor, namun RW dan FW terjatuh saat melintasi jalan licin. Mereka langsung menjadi sasaran kemarahan warga yang membawa parang dan senjata tajam lainnya.

RW mengalami luka cukup parah akibat serangan balasan dari massa. FW juga tak luput dari amukan, meski luka yang dideritanya disebut lebih ringan. Sementara itu, RL dan satu pelaku lainnya berhasil menghindari amuk massa dan kini telah diamankan.

Polres Pohuwato bertindak cepat. Dalam waktu singkat, para pelaku berhasil diamankan dan kini sedang dalam proses pemeriksaan lebih lanjut.

“Korban AM dan RW mengalami luka berat, FW luka ringan. Saat ini semuanya dalam penanganan medis. Proses hukum berjalan,” ujar salah satu aparat yang enggan dikutip namanya karena belum ada pernyataan resmi dari kepolisian.

Pertambangan Dengilo tak hanya menggali emas dari perut bumi, tapi juga menyimpan bara persoalan sosial yang setiap saat bisa menyala. Peredaran minuman keras, masuknya pendatang dari luar daerah, serta lemahnya pengawasan sering kali menjadi bahan bakar konflik berdarah.

Warga setempat mulai mempertanyakan keberadaan lapak-lapak minuman keras di sekitar lokasi tambang. “Kami takut, hari ini mungkin mereka, besok bisa jadi, anak kami,” ucap seorang ibu rumah tangga yang tak bisa menahan air matanya saat ditanya.

Hingga berita ini ditayangkan, pihak kepolisian belum mengeluarkan keterangan resmi terkait motif pasti dan kronologi lengkap peristiwa. Namun satu hal pasti: tragedi di Dusun Ternate menjadi pengingat keras bahwa tambang bukan hanya soal emas, tapi juga tentang bagaimana kita menjaga agar tak ada lagi darah yang tumpah sia-sia di atas tanah yang dijanjikan makmur ini. (*) Eustas Kidd.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *